KONAS PKP

Konferensi Nasional Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan 2016

Latar Belakang

Kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan kekuatan identitas kultural di segala bidang merupakan faktor-faktor kunci untuk ketahanan nasional. Globalisasi, selain memberikan manfaat, juga dapat mengancam keberlanjutan sistem-sistem pertanian lokal di Indonesia. Sistem-sistem lokal ini telah lama dikembangkan oleh komunitas pertanian pada region tertentu. Keberadaannya perlu dijaga karena telah diproses melalui pengamatan dan percobaan panjang yang seksama, dengan memperhitungkan kondisi alam sekitar. Pengetahuan lokal dengan keunikannya, merupakan komponen berharga yang perlu diintegrasikan dalam rangka revitalisasi dan modernisasi pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Penyuluhan dan komunikasi pembangunan pertanian memiliki arti penting, karena peran strategisnya untuk memfasilitasi para petani dan stakeholder dalam mengangkat potensi modal sosiokultura setempat. Namun, kebijakan komunikasi pembangunan pertanian selama ini cenderung ‘memunggungi’ modal sosiokultural ini, khususnya pengetahuan lokal. Adalah suatu tantangan bagaimana membuat sebuah kebijakan dan strategi penyuluhan dan komunikasi pembangunan pertanian yang mengintegrasikan pengetahuan lokal dan sesuai dengan kebutuhan stakeholder.

Konferensi penyuluhan dan komunikasi pertanian ini dimaksudkan sebagai wahana untuk saling berbagi pengalaman dan gagasan baru. Fokus dari konferensi ini adalah mencari strategi penyuluhan dan komunikasi pertanian yang adaptif dengan keragaman sosiokultural/  pengetahuan lokal dan agroekologi dari masyarakat pertanian. Secara khusus, peserta konferensi akan menyoroti kontribusi pengetahuan lokal di berbagai wilayah Indonesia dalam upaya tidak saja untuk memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga ketahanan dan kedaulatan pertanian lokal, regional, maupun nasional. Sekarang adalah momentum yang tepat untuk mengapresiasi dan membumikan kembali budaya dan pengetahuan lokal untuk mendukung keberlanjutan sistem-sistem pertanian di Indonesia, sekaligus menangkal penggerusan sumberdaya ini karena efek negatif modernisasi pertanian.  Lebih dari itu, integrasi pengetahuan lokal ke dalam sistem pengetahuan dan informasi pertanian terkini dapat meningkatkan partisipasi petani dalam pembangunan pertanian, dan memberikan inspirasi bagi metoda-metoda penyuluhan partisipatoris.